Setiap hari kita menerima nikmat yang tidak terhitung jumlahnya dari sang Maha Pemberi Rezeki, mulai kita bangu tidur dan kemabli kita tidur lagi, udara segar yang bebas kita hirup, menikmati makanan yang kita santap, menjalani kehidupan yang membahagiakan dan lain sebagainya.
Jika saja kita mau menghitung nikmat Allah itu, maka kita tidak akan pernah mampu untuk menghitungya, kenapa ? karena begitu banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, sedikit saja Allah ambil nimat itu maka kita akan merasakan kesulitan.
Nikmat kesehatan merupakan nikmat yang begitu besarnya Allah anugerhkan kepada kita, namun apakah kita merasakan betapa tinggi nilainya kesehatan, barangkali kita akan merasakan nikmta itu besar untuk kita, tatkala ia diambil oleh Allah, saat nikmat kesehatan itu diambil, kita merasakan sakit, maka betapa kita sangat mengerti bahwa sehat itu lebih kita inginkan, betapa tidak enaknya sakit.
Dari sekian nikmat yang Allah berikan itu, sudahkah kita mensyukurinya ? atau justru kita selalu mengeluh dan merasakan nikmat itu selalu berkurang dan tidak pernah kita merasakan puas.
Nikmat bukan persoalan berapa banyaknya harta yang dapat kita kumpulkan, nikmat bukan sekedar kehormatan yang kita peroleh, nikmat tak sebatas jabatan yang kita miliki, namun lebih daripada itu semua, bahwa setiap detak jantung kita, setiap langkah kaki kita, setiap ayunan langkah kita, tidak terlepas dari yang namanya nikamt Allah.
Maka langkah berikutnya yang harus kita lakukan sebenarnya sangat sedehana sekali, yakni mensyukurinya, inilah yang sering kita abaikan, disaat kita merasakan kesusahan betapa kita merasakan nikmat yang kita dapatkan itu sangat sedikit, namun tatkala kita diberikan kenikmatan yang menurut kita berlebih kita melupakan untuk mensyukurinya.
Semakin banyak bersyukur semakin ditambah-tambah kenikmatan itu, sebaliknya semakin kita mengkufuri ( tidak mensyukuri nikmat Allah Itu ), maka sebenarnya kita telah membuka pintu kemurkaan Allah itu menghampiri kita.
Tentang mensyukuri nimat Allah itu, memang sedikit sekali orang yang mampu mensyukurinya, bahkan banyak yang mencela dan menganggap Allah itu tidak adil, padahal tiap detik nikmat Allah terus mengalir untuk kita, setiap saat kita manfaatkan namun terabaikan dalam mensyukurinya. Allah Berfirman :
" “Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. Saba’: 13).
Janngan samapai kita tergolong seseorang hamba yang tidak pandai mensyukuri nikmat yang telah Allah Anugerahkan kepada kita, karena walaupun Allah katakan sangat sedikit manusia dan hambanya yang mau bersyukur, kita berharap yang termasuk dari golongan sedikit itulah kita.
Mensyukuri nikmat Allah bukan untuk kepentingan Allah, bahkan seluruh isi alam ini tidak mau bersyukur Allah tidak akan rugi, mensyukuri nikmat Allah merupakan kepentingan dan kebutuhan kita selaku hambanya, guna memeproleh nimat yang lebih baik dari yang kita peroleh hari ini dan mendapatkan keRidhaan Allah SWT.
Baca Juga : Antara Bersyukur dan Berterimakasih
Jika saja kita mau menghitung nikmat Allah itu, maka kita tidak akan pernah mampu untuk menghitungya, kenapa ? karena begitu banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, sedikit saja Allah ambil nimat itu maka kita akan merasakan kesulitan.
Nikmat kesehatan merupakan nikmat yang begitu besarnya Allah anugerhkan kepada kita, namun apakah kita merasakan betapa tinggi nilainya kesehatan, barangkali kita akan merasakan nikmta itu besar untuk kita, tatkala ia diambil oleh Allah, saat nikmat kesehatan itu diambil, kita merasakan sakit, maka betapa kita sangat mengerti bahwa sehat itu lebih kita inginkan, betapa tidak enaknya sakit.
Dari sekian nikmat yang Allah berikan itu, sudahkah kita mensyukurinya ? atau justru kita selalu mengeluh dan merasakan nikmat itu selalu berkurang dan tidak pernah kita merasakan puas.
Nikmat bukan persoalan berapa banyaknya harta yang dapat kita kumpulkan, nikmat bukan sekedar kehormatan yang kita peroleh, nikmat tak sebatas jabatan yang kita miliki, namun lebih daripada itu semua, bahwa setiap detak jantung kita, setiap langkah kaki kita, setiap ayunan langkah kita, tidak terlepas dari yang namanya nikamt Allah.
Maka langkah berikutnya yang harus kita lakukan sebenarnya sangat sedehana sekali, yakni mensyukurinya, inilah yang sering kita abaikan, disaat kita merasakan kesusahan betapa kita merasakan nikmat yang kita dapatkan itu sangat sedikit, namun tatkala kita diberikan kenikmatan yang menurut kita berlebih kita melupakan untuk mensyukurinya.
Semakin banyak bersyukur semakin ditambah-tambah kenikmatan itu, sebaliknya semakin kita mengkufuri ( tidak mensyukuri nikmat Allah Itu ), maka sebenarnya kita telah membuka pintu kemurkaan Allah itu menghampiri kita.
Tentang mensyukuri nimat Allah itu, memang sedikit sekali orang yang mampu mensyukurinya, bahkan banyak yang mencela dan menganggap Allah itu tidak adil, padahal tiap detik nikmat Allah terus mengalir untuk kita, setiap saat kita manfaatkan namun terabaikan dalam mensyukurinya. Allah Berfirman :
" “Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. Saba’: 13).
Janngan samapai kita tergolong seseorang hamba yang tidak pandai mensyukuri nikmat yang telah Allah Anugerahkan kepada kita, karena walaupun Allah katakan sangat sedikit manusia dan hambanya yang mau bersyukur, kita berharap yang termasuk dari golongan sedikit itulah kita.
Mensyukuri nikmat Allah bukan untuk kepentingan Allah, bahkan seluruh isi alam ini tidak mau bersyukur Allah tidak akan rugi, mensyukuri nikmat Allah merupakan kepentingan dan kebutuhan kita selaku hambanya, guna memeproleh nimat yang lebih baik dari yang kita peroleh hari ini dan mendapatkan keRidhaan Allah SWT.
Baca Juga : Antara Bersyukur dan Berterimakasih
Tags
Al-Islam