Rasulullah shallalahu 'alahi wasallam telah memperingatkan kita semua tentang bahaya GUNJING ibarat memakan bangkai saudaranya sendiri. Orang-orang yang tidak berbuat dosa dan telah dianugrahi keselamatan (dari dosa) harus menaruh belas kasihan pada pendosa dan orang yang tak taat lainnya.
Rasa syukur harus selalu menjadi kegemaran mereka yang paling besar, dan (hal) itu harus mencegah mereka dari (mencari-cari kesalahan ) orang lain. Bagaimana tentang sipegunjing yang menyalahkan saudaranya dan mencari-cari kesalahannya ?
Apakah ia tidak mengingat bahwa Allah menyembunyikan dosa-dosa yang dilakukannya padahal padahal dosa-dosa itu lebih besar dari dosa-dosa saudaranya yang ditunjuknya? Bagaimana ia dapat menjelek-jelekkan tentang dosanya padahal ia sendiri telah berbuat dosa yang seperti itu? Sekalipun ia tidak berbuat yang serupa itu, tentulah ia telah berbuat dosa-dosa yang lebih besar.
Demi Allah , sekalipun tidak melakukan dosa-dosa besar tetapi melakukan dosa-dosa kecil, pembeberannya atas dosa-dosa orang itu merupakan dosa besar.
Ketika mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjing telah menjadi demikian lumrah sekarang sehingga bahkan perasaan akan keburukannya telah lenyap. Dan sekarang kalangan tinggi maupun kalangan rendah tidak berpantang darinya.
Bilamana beberapa teman berkumpul maka pokok percakapan tertuju kepada pembicaraan kesalahan kesalan lawan mereka disertai dengan bumbunya, dan orang-orang mendengarkannya dengan penuh perhatian. Walaupun sipencari kesalahan itu sendiri terlibat dalam kesalahan-kesalahan yang dilihatnya pada orang lain, namun ia tak mau kesalahannya sendiri dibeberkan.Dalam kasus semacam itu, harusnya ia bertenggang rasa dan menjauhkan diri mencari-cari kesalahan orang lain dan melukai perasaannya.
Menggunjing didevinisikan sebagai membeberkan kesalahan orang sesama mukmin dengan niat untuk mencemarkannya sedemikian rupa sehingga merangsang kemarahannya, baik dengan kata-kata , tindakan, siratan atau saran.Sebagian orang menganggap gunjingan hanya meliputi yang palsu atau yang bertentangan dengan kenyataan.
Menurut mereka itu , menceritakan apa yang telah dilihat ata di dengar secara tepat sebagaimana adanya bukanlah menggunjing. Tetapi sebenarnya menggunjing adalah justru menyampaikan fakta-fakta dan apa bila tidak benar maka hal itu berarti menuduh secara bathil dan menyalahkan secara lalim , fitnah.Diriwayatkan dari Nabi Sallallahu 'alaihi wa sallam kata-kata berikut, Nabi saw berkata, "Tahukah Anda apa menggunjing itu?" Sahabat berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui," Kemudian Rasulullah saw berkata, "Mengggunjing berarti bahwa Anda berkata tentang saudara Anda suatu hal yang menyakitkannya."Seseorang berkata,"Tetapi bagaimana kalau yang saya katakan tentang dia itu memang benar, ya Rasulullah?"Rasulullah saw menjawab," Dinamakan menggunjing hanya bila mana hal itu sesungguhnya benar, bila tidak maka Anda memfitnahnya.
Ada banyak penyebab orang terjerumus kedalam perbuatan menggunjing. Kadang-kadang orang melakukannya dengan sadar dan kadang-kadang secara tidak sengaja.Hujjatul Islami Al-Imam Al-Ghazali telah menguraikan penyebab-penyebab menggunjing secara mendetail di dalam kitab nya "Iya 'Ulumud-Din" Beberapa penyebab penting tentang menggunjing sebagai berikut:
- Untuk mengolok-ngolok seorang atau membuatnya nampak terhina
- Untuk membuat orang tertawa dan memamerkan kegembiraanya sendiri
- Mengungkapkan seseorang perasaan sesorang karena pengaruh marah dan berang
- Mengukuhkan keunggulan diri dengan berbicara buruk tentang orang lain
- Menyalahkan hubungan atau keterlibatan seseorang dalam suati hal yalni, bahwa suatu keburukan tertenti tidak dilakukanny tetapi dilakukan orang lain
- Untuk menyesuaikan diri dengan suatu kelompok ketika dalam kumpulan mereka supaya tidak merasa terasingMelecekan seseorang yang dikhawatirkan akan membeberkan kesalahannya sendiri Untuk mengalahkan pesaing dalam perilaku yang serupa
- Untuk mencari kedudukan di hadapan seseorang yang berkuasa
- Untuk mengungkapkan kesedihan bahwa si Anu telah katuh kedalam dosa seperti itu
- Untuk mengungkapkan kebenaran, misalnya, sungguh mengherankan bahwa si Anu telah melakukannya
- Untuk mencari si pelaku suatu perbuatan ketika mengungkapkan kemarahan atasnya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,"Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki Ibu-bapaknya."Mereka bertanya,"Bagaimana (mungkin) seorang menca-maki Ayah dan Ibunya sendiri?"Rasulullah saw bersabda,"Dia mencaci-maki Ayah orang lain lalu orang itu (membalas) mencaci-maki Ayahnya dan dia mencaci-maki Ibu orang lain lalu orang itupun (membalas) mencaci-maki ibunya dan dia memcaci-maki saudara laki-laki orang lain lalu orang itupun (membalas) mencaci-maki saudara laki-laki nya dan dia memcaci-maki saudara perempuan orang orang lain lalu orang itu pun (membalas) mencaci-maki saudara perempuannya.
Aritkel Lainnya : Salah Kafrah Memaknai , Sunnah Rasul DI Hari Jum'at
Tags
Al-Islam