Setiap manusia diberikan oleh Allah Ta’ala waktu dalam kehidupannya di dunia. Waktu yang dimiliki setiap insan pun berbeda-beda, ada yang Allah Ta’ala berikan umur yang panjang hingga mencapai seratus tahun, dan ada pula yang umurnya pendek bahkan hanya beberapa hari atau menit maupun detik di dunia. Semua itu sudah ketentuan Allah Ta’ala yang tidak bisa dirubah, manakala waktu itu habis maka ajal akan datang menjemputnya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Munaafiqun: 11)
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Munaafiqun: 11)
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam memberikan informasi bahwa batas umur kebanyakan umatnya adalah antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun dan sedikit sekali yang melebihi batas tersebut. Umur atau waktu di dunia yang sangat singkat jika dibandingkan dengan waktu di akhirat, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, Padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Q.S. Al Hajj: 47)
Satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia, jadi 60 tahun kehidupan kita di dunia sama dengan 1 jam 44 menit di akhirat. Oleh karenanya Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam menyuruh kepada kita hidup di dunia seperti orang asing atau musafir yang menjadikan dunia hanya sebagai tempat singgah guna mencari bekal menuju kehidupan yang abadi di akhirat kelak, sebagaimana sabda beliau Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam:
Dari Ibn Umar Ra. berkata, bahwa Rasulullah pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir,” Ibnu Umar Ra berkata, “Jika engkau berada di sore hari maka jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada di pagi hari maka jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhari)
Seorang muslim yang cerdas akan senantiasa mendidik dan mengingatkan nafsunya bahwa tempat tinggalnya adalah di surga bukan di dunia. Di dunia yang penuh cobaan, negeri asing, negeri yang sifatnya sementara ini dia hanyalah seorang musafir yang mencari bekal dengan amal kebaikan yang bisa mengantarkannya masuk ke dalam surga.
Walaupun dunia hanya sementara namun tidak bisa dipungkiri bahwa dunia ini adalah jembatan menuju akhirat. Siapa yang mampu menjadikan dunianya sebagai ladang beramal, menebar benih kebaikan, menanam amal shaleh maka kebahagiaan di akhirat akan menantinya dan sebaliknya jika dunia hanya menjadi tempat bersenang-senang dan mengikuti hawa nafsu, ladang penumpuk dosa dan kemaksiatan maka kesengsaraan di akhirat pun akan menantinya. Maka siapa yang menginginkan kesuksesan di dunia maupun akhirat ia harus pandai memanfaatkan waktu hidupnya yang singkat dengan sebaik-baiknya (manajemen waktu).
Manajemen waktu merupakan hal yang harus dimiliki setiap muslim, karena dengan inilah ia akan mampu memanfaatkan waktunya dengan baik, ia bisa mengetahui mana yang harus menjadi skala prioritas dalam kehidupannya, kapan ia bekerja mencari karunia Allah di dunia dan kapan ia harus beribadah tunduk dan patuh padaNya dan manfaat yang lainnya.
Tokoh-tokoh besar dalam sejarah peradaban dengan prestasi yang begitu menakjubkan atau dengan karya fenomenalnya yang tidak habis dimakan zaman, baik dari golongan muslim maupun non muslim, semuanya adalah orang yang pandai mengatur waktunya dengan baik. Maka seorang muslim seharusnya lebih pandai dalam menggunakan waktunya untuk menghasilkan banyak karya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan lebih dari itu adalah bagi kemajuan peradaban uamt Islam. Oleh karenanya Rasulullah SAW bersabda tentang sebaik-baik manusia :
Abdullah bin Busr Ra berkata bahwa ada seorang Arab Badui yang berkata kepada Rasulullah SAW,”Wahai Rasulullah SAW siapakah sebaik-baik manusia?”, maka Rasulullah SAW bersabda,”Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalanya”. (HR. Tirmidzi dan Dishahihkan oleh Syeikh Al Albani dalam Shahih Targhib wa Tarhib no 3363)
Jabir Ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Sebaik-baik manusia adalah yang paling bemanfaat bagi manusia lainnya.” (Shahiihul Jami’ no 3289 dan dihasankan oleh Syeikh Al Albani)
Oleh karenanya Allah Ta’ala banyak sekali berfirman dengan kalimat sumpah yang berkaitan dengan waktu, mulai dari demi masa, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, demi waktu siang, demi waktu malam, dan lain sebagainya. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam Islam. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah surat yang menjelaskan tentang waktu, siapa yang merugi dan siapa yang beruntung sebagaimana firmanNya:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”(QS. Al ‘Asr: 1-3)
Allah Ta’ala bersumpah dengan al ‘ashr yang dimaksud dengan waktu atau umur, karena umur adalah nikmat agung yang Allah karuniakan kepada hambaNya. Umur ini yang digunakan untuk beribadah sehingga manusia mulia dan masuk ke dalam surga dengan izinNya Yang Maha Kuasa. Kemudian Allah Ta’ala menjelaskan bahwa semua manusia berada dalam kerugian baik di dunia maupun di akhirat kecuali manusia yang memiliki empat kriteria sebagaimana terdapat dalam ayat terakhir.
Imam Syafi’i mengatakan, “Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka” (Tafsir Ibn Katsir 8/449) Syaikh Shalih Al Utsaimin Rahimahullah berkata,”Maksud Imam Syafi’I adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah Ta’ala dengan beriman, beramal shalih, berdakwah kepada Allah dan bersabar atas itu semua. Imam Syafi’I tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syari’at yang ada di dalam seluruh surat dalam Al Qur’an.
Demikianlah artikel mengenai anugerah terindah dalam hidup ini yaitu mengenai waktu, maka pergunakanlah waktu yang telah di berikan oleh Allah ini dengan sebaik-baiknya, untuk menggapai Ridhanya.
Baca Ini Lebih Menarik : Ketika Anak Shaleh Lupa Berdoa
Tags
Al-Islam