Hampir tidak ada manusia yang tidak mengalami mimpi dalam tidurnya. Apa-apa yang dilihat oleh orang yang tidur itu bisa jadi itu adalah mimpi biasa, dan bisa jadi itu merupakan ru’ya (ilham), adapun ar-ru’ya ini datangnya dari Allah, sedangkan mimpi bisa jadi datangnya dari syaithan sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
"Mimpi itu ada tiga macam: mimpi baik merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi sedih berasal dari syaitan, dan mimpi biasa yang dialami seseorang. Maka jika salah seorang dari kalian melihat mimpi yang tidak disukai, hendaklah ia bangun dan mengerjakan shalat, serta jangan menceritakan mimpi itu kepada orang lain." (HR. Muslim no 2263 dari Abu Hurairah)
Jika terjadi mimpi buruk maka hendaklah:
Mengubah posisi tidur dan Meludah ke Kiri Tiga Kali.
Mengubah posisi tidur ketika bermimpi buruk termasuk adab kenabian. Sebab, ketika syaithan mendatangi manusia ia menghembuskan mimpi itu sementara orang itu sedang berada pada posisi tersebut. Maka dari itu, hendaklah orang itu mengubah posisi semula ke posisi yang lain dan meludah ke kiri tiga kali ketika mengalami mimpi buruk untuk mengusir syaithan karena mimpi tersebut berasal darinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Jika salah seorang dari kalian melihat mimpi yang tidak ia sukai, hendaknya ia mengubah posisi tidurnya, meludah ke kiri tiga kali….” (HR. Ibnu Majah no 3910 dari Abu Hurairah. Shahih Ibnu Majah no 3158)
Berlindung kepada Allah dari Syaitan yang Terkutuk.
Mimpi buruk berasal dari syaithan, maka jika seseorang mengalami mimpi buruk hendaklah dia berlindung kepada Allah dari syaithan yang terkutuk dengan membaca:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“... dan mimpi yang buruk itu datangnya dari syaithan, maka barangsiapa yang bermimpi tentang sesuatu sedangkan ia tidak menyukainya. Maka hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya dan berlindung kepada Allah dari godaan syaithan.” (HR. Muslim no 2261 dari Abu Qatadah)
Memohon kepada Allah Kebaikan mimpi Buruk dan Berlindung kepada Allah dari Keburukannya.
Kadang-kadang mimpi itu nampaknya jelek, tetapi boleh jadi terdapat kebaikannya yang tidak diketahui kecuali oleh Allah saja. Oleh sebab itu, bermohonlah kepada Allah akan kebaikannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Jika salah seorang dari kalian melihat mimpi yang tidak ia sukai, hendaknya ia mengubah posisi tidurnya, meludah ke kiri tiga kali, memohon kepada Allah kebaikan mimpi itu, dan berlindung kepada Allah dari keburukannya." (HR. Ibnu Majah no 3910 dari Abu Hurairah. Shahih Ibnu Majah no 3158)
Bangun dan Mengerjakan Shalat Dua Rakaat.
Hendaknya seseorang yang mengalami mimpi buruk bangun dan shalat dua rakaat untuk mengusir syaithan dan memohon penjagaan Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ا
"Mimpi itu ada tiga macam: mimpi baik merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi sedih berasal dari syaitan, dan mimpi biasa yang dialami seseorang. Maka jika salah seorang dari kalian melihat mimpi yang tidak disukai, hendaklah ia bangun dan mengerjakan shalat, serta jangan menceritakan mimpi itu kepada orang lain." (HR. Muslim no 2263 dari Abu Hurairah)
Jangan Menafsirkan Mimpi Buruk dan Menceritakannya kepada seseorang pun
Hendaknya seseorang tidak menceritakan mimpinya kepada orang-orang agar mereka tidak terburu-buru menafsirkan mimpi itu dengan penafsiran yang buruk, atau orang yang benci kepadanya akan merasa senang karenanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menafsirkan mimpi buruk. Namun amat disayangkan masih banyak di antara kaum muslimin berusaha mencari-cari tafsirannya dan bahkan menanyakannya kepada paranormal.
Maka disinilah letak celakanya, karena pada umumnya mereka menafsirkannya dengan berbagai macam keburukan, sehingga orang yang bermimpi itu dihantui oleh berbagai penafsiran tersebut. Padahal Allah dan Rasul-Nya telah melarang hal yang demikian dan telah menjelaskan bahwa mimpi buruk itu tidak akan mempunyai pengaruh buruk sedikitpun jika tidak diceritakan kesana-kemari.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
" Dan jika ia bermimpi yang selain itu, yang tidak ia sukai, maka itu berasal dari syaitan, hendaklah ia berlindung kepada Allah dari keburukannya dan jangan menceritakannya kepada seorangpun, niscaya mimpi itu tidak akan memudharatkannya. " (HR. Bukhari no 6985 dari Abu Sa’id)
Boleh Menceritakan Mimpi kepada Seorang Ulama atau Penasihat.
Janganlah menceritakan mimpi kecuali kepada ulama karena seorang ulama mengetahui tentang takwil mimpi dan dapat memberikan nasihat kepada orang yang bermimpi. Selain itu, ulama menafsirkannya dengan sebaik-baik penafsiran. ( Baca Juga : 12 Barisan Setelah Hari Kiamat )
Penulis : Abi Hamdi
Tags
Al-Islam