Suntiang merupakan mahkota pada pengantin wanita Minangkabau, suntiang hiasan di kepala pengantin wanita Minangkabau ini berwarna keemasan dan juga ada warna perak, sebagai ciri khas pada pengantin wanita suku Minangkabau yang disebut dengan anak daro ( Panggilan untuk pengantin wanita minang).
Megah dan terkesan mewah itu kata yang patut kita sematkan pada suntiang ini, karena berbentuk seperti mahkota yang susunannya rumit namun bervariasi, ditambah lagi dengan warna keemasan menambah kemegahan pada suntiang wanita Minangkabau. Suntiang ini selalu digunakan oleh wanita Minangkabau pada resepsi pernikahan meskipun mereka tidak mengadakan pernikahan di ranah minang. Namun, sebagai pencinta budaya daerah yang telah temurun digunakan, tentunya suntiang digunakan sebagai mahkota pengantin minang.
Ada lima jenis hiasan yang dipasang pada suntiang tersebut, antara lain:
suntiang pilin
suntiang gadang
mansi-mansi
bungo
jurai
Besarnya Suntiang berdasarkan jumlah kawat dan mansi-mansi yang dirangkai.
Keunikan pada suntiang ini juga memiliki perbedaan dari setiap daerah yang ada di Minangkabau, seperti di Bukittinggi akan berbeda dengan suntiang yang ada di daerah Solok dan begitupun seterusnya.
Suntiang tidak terlepas dari perangkatan pakaian limpapeh Rumah nan Gadang di Minangkabau. Suntiang ini dipakai oleh anak gadis yang berpakaian adat maupun oleh pengantin wanita. Mengenai jenis dan nama suntiang ini berbagai ragam. Secara garis besar jenis suntiang ini adalah :
Suntiang bungo pudieng (suntiang berbunga puding)
Suntiang pisang saparak (suntiang pisang sekebun)
Suntiang pisang saikek (suntiang pisang sesisir)
Suntiang kambang loyang (suntiang pisang sesisir)
Mulanya terbuat dari besi dan aluminium
Pada masa dahulu, suntiang merupakan benda yang sangat berat untuk dikenakan di atas kepala, bagaiman tidak seorang pengantin harus memakainya selama berjam-jam sampai pesta pernikahan usai. Pada saat itu, berat sebuah suntiang gadang bisa mencapai 5 kg. Tetapi, seiring perkembangannya kini banyak suntiang gadang yang tidak terlalu berat, dengan demikian perempuan Minangkabau tidak lagi merasakan berat untuk mengenakannya mulai siang hari sampai malam harinya.
Dengan memakai suntiang ini, pengantin wanita Minangkabau terlihat lebih cantik dan menawan, bagaimana dengan Anda yang bukan orang Minangkabau mau mengenakan suntiang ini ? silahkan Anda cari pada tempat-tempat penyewaan pakaian adat pengantin di daerah masing-masing, bisanya disediakan berbagai pakaian adat setiap daerah di Indonesia, termasuk suntiang ini.
Tags
Budaya Dan Tradisi
Katanya teman yg pernah pake suntiang ini, berat banget. Salut kalau bisa berlama2 pakai mahkota ini
ReplyDeleteSekrang udh gk brat lgi kok mbak, itu kata orng yng pkai seeh.. hehe
DeleteOo.. Sekarang bsratnya udah dimodif to. Baguslah. Tiap liat yg pake suntiang itu antara kagum sama kasian jg bayangin beratnya hihihi.. 😀
ReplyDeleteDulu sih memang berat mbak, saat ini sudah ringan kok, cuma saya gak pernah makai, hehe
DeleteGede banget, mirip reog Ponorogo, berat banget di pengantin Wanitanya
ReplyDeleteHehhe, gak juga mas, itukan dizoom potonya.
Delete