Banyak orang tua yang menginginkan anaknya menjadi anak yang berprestasi dalam bidang tertentu, seperti juara dalam bidang olahraga, juara dalam bidang akademis, juara dalam bidang seni dan sebagainya. Sehingga orang tua, berusaha sekeras mungkin. Bagaimana menjadikan sang anak, berhasil meraih prestasi sesuai bidangnya masing-masing. Hal demikian tidak dilarang, hanya saja terkadang karena sibuk mengejar prestasi, lupa akan budi pekerti dan perilakunya. Banggakah kita dengan anak berprestasi tapi tak berbudi pekerti ? tentu saja tidak, kita bangga memiliki anak berprestasi plus berbudi pekerti. Nah, di sinilah maka perlu menyeimbangkan antara kebutuhan pendidikan anak dalam skill atau kemampuan ia dalam bidang tertentu dengan perilakunya sehari-hari.
Jika anak hilang budi, kenakalan remaja yang marak hari ini dapat membuat kita khawatir akan menimpa pada diri anak-anak kita. Betapa banyak kejadian saat ini, anak yang masanya menempuh pendidikan, harus berhadapan dengan kepolisian karena perilaku mereka yang tidak benar. Disinilah kita merasa hancur dan gagal dalam mendidik sang anak.
Untuk itulah penting kiranya, menciptakan generasi yang memiliki prestasi plus berbudi pekerti. Jangan serahkan sepenuhnya urusan pendidikan anak kita kepada gurunya saja, karena anak tidak 24 jam hidup bersama gurunya, bahkan waktu yang dihabiskan sang anak lebih banyak bersama kita di rumah. Tanamkan kepada mereka tentang hal-hal yang baik, agar mereka terbiasa melakukannya.
Kelak anak kita akan mengerti, bagaimana harusnya dalam hidup ini. Kompetisi dalam hidup sebenarnya adalah " berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan ", semakin banyak ia berbuat kebaikan semakin menanglah ia dan sangat beruntunglah kita sebagai orang tuanya. Karena kita berhasil menjadikan mereka mengerti akan hal itu.
Keberhasilan sang anak adalah kebanggaan bagi orang tuanya, betapa kita merasa berhasil mendidik anak yang berperilaku terpuji tersebut. Tidak ada kata lain yang dapat kita ucapkan selain ucapan syukur dan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas pencapaian tersebut.
Silahkan berkompetisi dalam hidup dalam hal kebaikan, bekompetisilah dalam melakukan kebaikan, jika orang lain mampu menolong tetangga tentu kita juga bisa, jika orang lain mampu membahagiakan orang lain kita pun juga harus bisa. Dengan demikian kompetisi dalam hidup adalah menjadikan diri ini semakin hari, semakin baik dan lebih baik lagi.
Untuk itulah penting kiranya, menciptakan generasi yang memiliki prestasi plus berbudi pekerti. Jangan serahkan sepenuhnya urusan pendidikan anak kita kepada gurunya saja, karena anak tidak 24 jam hidup bersama gurunya, bahkan waktu yang dihabiskan sang anak lebih banyak bersama kita di rumah. Tanamkan kepada mereka tentang hal-hal yang baik, agar mereka terbiasa melakukannya.
Kelak anak kita akan mengerti, bagaimana harusnya dalam hidup ini. Kompetisi dalam hidup sebenarnya adalah " berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan ", semakin banyak ia berbuat kebaikan semakin menanglah ia dan sangat beruntunglah kita sebagai orang tuanya. Karena kita berhasil menjadikan mereka mengerti akan hal itu.
Keberhasilan sang anak adalah kebanggaan bagi orang tuanya, betapa kita merasa berhasil mendidik anak yang berperilaku terpuji tersebut. Tidak ada kata lain yang dapat kita ucapkan selain ucapan syukur dan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas pencapaian tersebut.
Silahkan berkompetisi dalam hidup dalam hal kebaikan, bekompetisilah dalam melakukan kebaikan, jika orang lain mampu menolong tetangga tentu kita juga bisa, jika orang lain mampu membahagiakan orang lain kita pun juga harus bisa. Dengan demikian kompetisi dalam hidup adalah menjadikan diri ini semakin hari, semakin baik dan lebih baik lagi.
Tags
Pendidikan