Meyakini adanya sosok seorang Nabi pada masa dahulu adalah termasuk rukun Iman, keimanan seseorang yang benar tidak mengingkari akan adanya seorang Nabi. Nabi dan Rasul 2 istilah yang sering kita kenal, 2 nama atau istilah berbeda dan makna yang berbeda pula, namun memiliki hubungan. Secara jelas bahwa seorang Nabi dan Rasul itu adalah sosok seorang laki-laki yang telah diutus oleh Allah. Untuk membedakan antara Nabi dan Rasul itu adalah :
Nabi adalah : Seorang laki-laki pilihan Allah, menerima wahyu untuk dirinya sendiri tetapi tidak wajib menyampaikannya kepad umatnya ataupun orang lain.
Sedangkan Rasul adalah : Seorang laki-laki pilihan Allah yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri dan wajib menyampaikannya kepada umatnya.
Setiap Rasul beliau juga Nabi, setiap Nabi belum tenttu Rasul, nabi dan rasul yang wajib kita ketahui berjumlah 25 orang dan lebihnya tidak wajib kita ketahui, namun disebutkan jumlahnya banyak para nabi tersebut. Sejak dahulu, kita mengenal 25 nama Nabi dan Rasul, mulai dari nabi Adam sampai kepada nabi Muhammad yang dikenal sebagai Khatamul Ambiya (penutup para nabi).
Di dalam AL-Qur’an sekalipun, tidak diceritakan keseluruhan nabi tersebut, dan diantara nabi-nabi yang diceritakan adalah yang juga merupakan seorang Rasul. Beliau wajib menyampaikan wahyu yang diterima, kepada umatnya.
Firman Allah SWT :
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara meraka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawah suatu mu’jizat melainkan dengan seizin Allah.” (Qs. Al-Ghafir: 787)
Lalu, kewajiban seorang hamba beriman kepada nabi dan rasul itu adalah, karena Nabi dan Rasul adalah utusan Allah yang wajib diimani dan menjadi salah satu rukun Iman, mengingkari adanya Nabi dan Rasul adalah tanda mengingkari rukun iman. Mengingkari rukun iman adalah salah satu kesalahan dan kesesatan bagi pribadi muslim, sepantasnyalah beriman kepada Rasul sebagai tanda memiliki iman yang kuat dan mengakui rukun iman yang enam perkara itu.
Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa seseorang yang mengingkari beriman itu adalah orang yang telah tersesat yang amat jauh.
Firman Allah SWT :
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (An Nisaa’:136).
Nabi adalah : Seorang laki-laki pilihan Allah, menerima wahyu untuk dirinya sendiri tetapi tidak wajib menyampaikannya kepad umatnya ataupun orang lain.
Sedangkan Rasul adalah : Seorang laki-laki pilihan Allah yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri dan wajib menyampaikannya kepada umatnya.
Setiap Rasul beliau juga Nabi, setiap Nabi belum tenttu Rasul, nabi dan rasul yang wajib kita ketahui berjumlah 25 orang dan lebihnya tidak wajib kita ketahui, namun disebutkan jumlahnya banyak para nabi tersebut. Sejak dahulu, kita mengenal 25 nama Nabi dan Rasul, mulai dari nabi Adam sampai kepada nabi Muhammad yang dikenal sebagai Khatamul Ambiya (penutup para nabi).
Di dalam AL-Qur’an sekalipun, tidak diceritakan keseluruhan nabi tersebut, dan diantara nabi-nabi yang diceritakan adalah yang juga merupakan seorang Rasul. Beliau wajib menyampaikan wahyu yang diterima, kepada umatnya.
Firman Allah SWT :
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara meraka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawah suatu mu’jizat melainkan dengan seizin Allah.” (Qs. Al-Ghafir: 787)
Lalu, kewajiban seorang hamba beriman kepada nabi dan rasul itu adalah, karena Nabi dan Rasul adalah utusan Allah yang wajib diimani dan menjadi salah satu rukun Iman, mengingkari adanya Nabi dan Rasul adalah tanda mengingkari rukun iman. Mengingkari rukun iman adalah salah satu kesalahan dan kesesatan bagi pribadi muslim, sepantasnyalah beriman kepada Rasul sebagai tanda memiliki iman yang kuat dan mengakui rukun iman yang enam perkara itu.
Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa seseorang yang mengingkari beriman itu adalah orang yang telah tersesat yang amat jauh.
Firman Allah SWT :
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (An Nisaa’:136).
Tags
Al-Islam